Kali ini, aku akan membagikan anekdot buatanku. Tau gak apa itu anekdot? Buat yang gak tau, anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Biasanya, anekdot digunakan untuk menyindir pemerintah atau orang-orang penting. Hmm yah, gak tau juga ya ini 100% bener apa nggak. Tapi, aku udah pernah pake pas ulangan, dan hasilnya bagus(?) lah :v
Jangan lupa komentar atau kasih tambahannya ya! ^_^
Bapakku Pembantah
Hari minggu sore, aku dan adik
sedang asyik bermain game yang ada di
laptopku. Saat itu, cuaca sangat tidak mendukung untuk bermain game. Hujan dan petir ramai berjatuhan.
Ketika Ayah masih melihat kami
bermain game dan tidak memperhatikan
cuaca, Ayah memarahi kami, “Kak, Dek, berhenti main game-nya, coba lihat cuaca sekarang!”. Adikku menjawab, “Ah, nanti
saja, Yah, tanggung sedikit lagi…”. “Ya, terserah kalian. Tapi, ada sayaratnya.
Kalau laptopnya rusak gara-gara tersambar petir, Ayah tidak akan membelikan
laptop baru.” Jawab Ayah santai. Aku berkata, “Hmm… Oke deh, ayo Dek, kita
berhenti dulu”.
Keeseokan harinya, cuaca yang sama
terjadi lagi. Sekarang, giliran Ayah yang keasyikan menonton televisi saat cuaca
hujan petir itu. Lalu, aku berkata pada Ayah, “Yah, berhenti nontonnya, matikan
dulu televisinya, hujan petir nih”. “Ah, sebentar lagi.” Dalam hatiku berkata
sambil menggerutu, “Dia boleh begitu, giliran kami tidak boleh. Dasar orang
tua.”.
Tidak lama kemudian, terdengar suara
yang mengejutkan. Bunyinya menggelegar dan tercium bau hangus. Ternyata,
televisi tadi tersambar petir. Ayah terkejut dan ia jera dengan apa yang
dilakukannya. Ia menyesal tidak mendengar kata-kataku tadi. Aku dan adik sama-sama
berkata, “Kita tidak akan membelikan televisi baru. Hahaha…”. Ayah terdiam
menyesal.
Abstraksi : Hari minggu sore, aku dan adik sedang
asyik bermain game yang ada di laptopku.
Orientasi :Hari minggu sore; Saat itu, cuaca sangat tidak mendukung untuk bermain game. Hujan dan petir ramai berjatuhan.
Krisis :
Tidak lama kemudian, terdengar suara yang mengejutkan. Bunyinya menggelegar dan
tercium bau hangus. Ternyata, televisi tadi tersambar petir.
Reaksi : Ayah terkejut dan ia
jera dengan apa yang dilakukannya.
Koda :
Aku dan adik sama-sama berkata, “Kita tidak akan membelikan televisi baru. Hahaha…”.
Ayah terdiam menyesal.